EBOOK ISLAM

RANGKUMAN DARI BUKU 



TEOLOGI ISLAM : “ALIRAN-ALIRAN SEJARAH ANALISA PERBANDIANGN”

 Dalam istilah Arab ajaran-ajaran dasar disebut usul al din dan, oleh karna itu buku yang membahas soal-soal telogi dalam Islam disebut kitab Usul al-din. Teologi dalam Islam juga disebut kata Tauhid. Di indonesia Ilmu Tauhid kurang mendalam pembahasan tidak besifat Filosofis dalam Islam sebenarnya teologi berbagi aliran-aliran, ada aliran liberal, ada alitran tradisonal, dan yang membuat pemahaman Islam itu menjadi sepit adalah adanya fikih. Islam sebenanya tidak hannya mempunyai asfek Fikih saja, tetapi  punya aspek-aspek lain, ada aspek teologi, aspek sejarah, aspek mistik, aspek filsafat, aspek budaya dan aspek ilmu pengetahuan dan lain-lain.
  
Lahirnya Ilmu Tauhid
Berikut ini ringkasan dari uraian Ahmad Amin dalam bukunya Dhuha Al-Islam mengenai kedua faktor tersebut;
·         Faktor Intern
Yang dimaksud dengan faktor intern adalah factor yang berasal dari islam sendiri. Faktor-faktor tersebut adalah :
a.  Al-Qur’an disamping berisi masalah ketauhidan, kenabian. Dan lain- lain berisi pula semacam apologi dan polemic, terutama terhadap agama-agama yang ada pada waktu itu, misalnya :
Surat al-Maidah ayat 116 berisi penolakan terhadap ketuhanan Nabi Isa. Dan  (ingatlah) ketika Allah berfirman:
"Hai Isa putera Maryam, Adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang Tuhan selain Allah?". Isa menjawab: "Maha suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). jika aku pernah mengatakan Maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha mengetahui perkara yang ghaib-ghaib". (Al- Maidah 116).
b.     Pada periode pertama masalah keimanan tidak dipersoalkan secara mendalam. Setelah Nabi wafat dan Ummat islam bersentuhan dengan kebudayaan dan peradaban asing, mereka mulai mengenal Filsafat, merekapun menfilsafati al-Qur’an, terutama ayat-ayat yang secara lahir nampak satu sama lain tidak sejalan, bahkan kelihatan bertentangan. Hal tersebut perlu dipecahkan sebaik mungkin, dan untuk memecahkannya perlu sutu ilmu tersendiri.
c.       Masalah politik, terutama yang berkenaan dengan khalifah, menjadi factor pula dalam kelahiran ilmu tauhid.
·      Faktor Ekstern
Yang dimaksud dengan faktor ekstern ialah factor yang datang dari luar islam. Faktor tersebut antara lain ialah pola piker ajaran agama lain yang dibawa oleh orang tertentu, termasuk Umat Islam yang dahulunya menganut agama lain ke dalam ajaran islam
a.    Masa Rashulullah Saw.
Masa Rashulullah Saw meruakan periode pembinaan aqidah dan peraturan-peraturan dengan prinsip kesatuan umat dan kedaulata Islam. Segala masalah yang kabur dekembalikan kepada Rashulullah Saw untuk dipertanyakan, sehingga beliau berhasil menghilangkan perpecahan diantara umatnya. Dengan demikian Tauhid pada masa Rashulullah tidak sampai kepada perdebatan dan polemic yang berkepanjangan, karena Rashulullah sendiri yang menjadi penengahnya.
b.    Masa Khulafaurrasyidin
Pada zaman khalifah Abu Bakar ( 632-634 M ) dan Umar bin Khattab ( 634-644 ) problema keagamaan juga masih relative kecil termasuk masalah aqidah. Tapi setelah Umar wafat dan Ustman bin Affan naik tahta ( 644-656 ) fitnah pun timbul. Abdullah bin Saba, seorang Yahudi asal Yaman yang mengaku Muslim, salah seorang penyulut pergolakan. Meskipun itu ditiupkan, Abdullah bin Saba’ pada masa pemerintahan Ustman namun kemelut yang serius justru terjadi di kalangan Umat Islam setelah Ustman mati terbunuh ( 656 ). Perselisihan di kalangan Umat islam terus berlanjut di zaman pemerintahan Ali bin Abi Thalib ( 656-661 ) dengan terjadinya perang saudara, pertama, perang Ali dengan Zubair, Thalhah dan Aisyah yang dikenal dengan perang jamal, kedua, perang antara Ali dan Muawiyah yang dikenal dengan perang Shiffin. Pertempuran dengan Zubair dan kawan-kawan dimenangkan oleh Ali, sedangkan dengan Muawiyah berakhir dengan tahkim ( Arbritrase ). Hal ini berpengaruh pada perkembangan tauhid, terutama lahir dan tumbuhnya aliran-aliran
c.    Masa Bani Umayah ( 661-750 M )
Dalam masa ini kedaulatan Islam bertambah kuat sehingga kaum muslimin tidak perlu lagi berusaha untuk mempertahankan Islam seperti masa sebelumnya. Kesempatan ini digunakan kaum muslimin untuk mengembangkan pengetahuan dan pengertian tentang ajaran Islam. Lebih lagi dengan berduyun-duyun pemeluk agama lain memeluk Islam, yang jiwanya belum bisa sepenuhnya meninggalkan unsur agamanya, telah menyusupkan beberapa ajarannya. Masa inilah mulai timbul keinginan bebas berfikir dan berbicara yang selama ini didiamkan oleh golongan Salaf.
Masalah aqidah menjadi perdebatan yang hangat di kalangan umat islam. Di zaman inilah lahir berbagai aliran teologi seperti Murji’ah, Qadariah, Jabariah dan Mu’tazilah
Penghujung abad pertama Hijriah muncul pula kaum Khawarij, suatu kelompok yang keluar dari barisan sahabat Ali bin Abi thalib, dia (red; Ali bin Abi Thalib) dipandang sudah kafir, karena dia mau menerima hukum manusia dan mengabaikan hukum Tuhan. Walaupun pada mulanya mereka adalah pengikut Ali bin Abi Thalib, akhirnya memisahkan diri karena alasan politik. Sedangkan kelompok yang tetap setia kepada Ali disebut dengan kelompok Syi’ah.
d.    Masa Bani Abbasiyah ( 750-1258 M ).
Pada zaman Bani Abbas, Filsafat Yunani danSains banyak dipelajari Umat Islam. Masalah Tauhid mendapat tantangan cukup berat. Kaum Muslimin tidak bisa mematahkan argumentasi filosofis orang lain tanpa mereka menggunakan senjata filsafat dan rasional pula. Untuk itu bangkitlah Mu’tazilah mempertahankan ketauhidan dengan argumentasi-argumentasi filosofis tersebut. Namun sikap Mu’tazilah yang terlalu mengagungkan akal dan melahirkan berbagai pendapat controversial menyebabkan kaum tradisional tidak menyukainya. Akhirnya lahir aliran Ahlussunnah Waljama’ah dengan Tokoh besarnya Abu Hasan Al-Asy’ari dan Abu Mansur Al-Maturidi.

0 komentar:

Posting Komentar